Mursyidah Thahir: Miss World Fitnah Globalisasi

Ketua Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama Mursyidah Thahir mengingatkan bahwa kaum Muslim harus berhati-hati dengan ujian yang kalau ujian itu menimpa, itu tidak hanya menimpa orang-orang yang bersalah saja, tetapi mengimbas kepada orang-orang baik.

la pun menyatakan, bila ingin mengadakan Miss World, pemerintah harus menjamin, kontes tersebut tidak melanggar larangan agama. Dan cukupkah hanya tidak berbikini saja? Temukan jawabannya dalam wawancaranya dengan wartawan Media Umat Joko Prasetyo. Berikut petikannya:

Bagaimana pandangan Anda dengan akan diselenggarakannya Miss World di Bogor?

Miss World kalau memasuki wilayah mayoritas Muslim kemudian menggunakan pakaian yang menutup aurat, ya tidak apa-apa. Miss World, Miss World tetapi ketika masuk ke Bogor pakai jilbab, ha… ha… ha… kan yang jadi masalah mempertontonkan auratnya, menginspirasi masyarakat untuk meniru, ya harus ditolak.

Mengapa?

Karena kita itu terikat oleh Alquran ya. Alquran itu diwahyukan oleh Allah SWT sesungguhnya itu bukan hanya untuk orang Islam, tetapi untuk semua umat manusia (hudalinnaas).

Nah rupanya, Alquran itu memberikan pedoman dan bimbingan kepada seluruh umat manusia itu ya sama, dalam hal, kalau apa-apa yang dilarang Allah SWT itu dilanggar, biasanya akan menimbulkan pelanggaran kemanusiaan. Salah satu larangan Allah adalah buka-buka aurat.

Kalau kita kaitkan dengan kaidah fikih, ada sesuatu yang diharamkan karena zatnya (maa hurimatili dzati) tetapi menjadi boleh ketika darurat.

Contohnya?

Misalnya, daging babi. Haram zatnya tetapi boleh dimakan, sekedar untuk menyelamatkan nyawa, bila kalau tidak dimakan mengancam kematian.

Ada satu lagi, sesuatu diharamkan karena alasan eksternal, di luar zatnya (maa hurimati li ghoirihi), kecuali dengan adanya kebutuhan mendesak (li hajati). Contohnya aurat Itu. Aslinya telanjang tidak apa-apa, asalkan tidak ada yang lihat. Haram membuka aurat, bila dilihat orang lain yang bukan mahram, kepada orang lain yang tidak layak. Tetapi menjadi boleh karena li hajati.

Misalkan karena sakit dia harus operasi, kalau tidak dibuka sih tidak menimbulkan kematian. Tetapi karena dia itu harus ditolong, harus dioperasi, dan itu mengharuskan membuka aurat.

Selain itu, li hajati membuka auratnya adalah haram lho.

Jadi kontes Miss World ini harus dilarang?

Jadi memang perlu kecermatan, perlu kebijaksanaan. Kalau para pemimpin di daerah setempat sudah meyakini acara Miss World itu akan membawa kebaikan, akan berpakain sopan, tidak akan seperti di negara asalnya. Kalau itu bisa dibuktikan ya… apa salahnya?

Saya membayangkan itu tiba-tiba berpakain bagus pakai jilbab. Jadi bukan MissWorldnya tetapi apa yang dia praktikan, dia lakukan di sini itu tidak melanggar apa yang menjadi tradisi mayoritas umat di sini, ya tidak perlu dilarang.

Tetapi kalau gayanya, gaya barat, terus bebas-bebas banget, lalu ditonton, lalu menginspirasi masyarakat menjadi lebih buruk, ya harus ditolak.

Tapi memang dari sisi berpakain saja, akan menjadi jalan, kalau pakaian itu tidak diizinkan oleh agama, terus menjadi gaya, menjadi tren, nanti pengaruhnya itu sampai pada… jangan-jangan masalah perkosaan pada anak-anak saat ini ya awalnya dari cara berpakain, dari pergaulan bebas.

Akhirnya kalau sudah seperti itu, seperti yang diperingatkan Allah dalam Alquran kita harus berhati-hati dengan ujian yang kalau ujian itu menimpa, itu tidak hanya menimpa orang-orang yang bersalah. Itu yang terjadi saat ini memang. Aslinya itu hanya satu dua orang saja yang bersalah, tetapi yang terimbas itu orang- orang baik.

Apa ujiannya?

Ujiannya itu ya berupa fitnah globalisasi ini. Karena globalisasi itu kan mereka hendak menggelar Miss World di sini. Ya tidak apa-apa asalkan pemerintah bisa menjamin tidak melanggar apa yang menjadi tradisi mayoritas umat di sini. Tetapi kita harus tahu dari awal, apa-apa saja yang dijaminkan itu.

Jadi memang yang dijamin oleh Gubernur Jawa Barat hanya tidak berbikini saja. Yang lain-lainnya ya tidak ada jaminan apa-apa…

He… he…he…, masak cuman gitu doang. Apa sudah cukup dengan jaminan itu? Lalu dianggap sudah layak?

Memang kenapa?

Dalam Miss World, kalau dinilai dari sisi kepintarannya, pandai berbahasa Inggris, ramah, itu tidak melanggar agama. Tetapi ketika mengandalkan keindahan tubuh sebagai komoditas bisnis, nanti dijadikan ikon untuk produk kosmetiknya. Itu namanya eksplorasi dan eksploitasi tubuh.

Namanya eksploitasi tubuh dari sisi keindahannya untuk lawan jenis (yang bukan suaminnya, red) itu memang dilarang. Ada haditsnya itu. Dalam hadits itu Allah melaknat, wanita yang jalan lenggak-lenggok, rambutnya seperti punuk unta disasak tinggi.

Ada juga hadits lain yang dilaknat Allah itu, berpakaian tetapi telanjang. Artinya, di situ bisa dimaknai meskipun berpakain tetapi transparan, atau tidak transparan tetapi terlalu ketat. Dan itu ditampilkan oleh para Miss World-Miss World itu.

Jadi acara Miss World ini harus ditolak?

Ketika kita secara sosial menolak keras atau berdemo untuk hal-hal yang seperti ini, sudah sepadan tidak dengan pembiaran kita kepada masyarakat kita, pakaian kemben, pakaian kemben di Bali, sekarang sudah agak tertutup sih kemben di Bali. Apalagi kalau dibandingkan dengan Irian yang masih koteka begitu ya.

Akhirnya, orang melihat kok ini ditolak, yang lebih telanjang itu enggak? Ini kita tidak cerita agama lho tetapi cerita sosial dulu, bagaimana menurut sampean?

Kalau saat ini masih banyak yang belum sempurna menutup aurat, ya jangan diperparah dengan adanya acara Miss World…

He… he… he…, ya, ya, bisa masuk itu. Sudah seperti ini kondisinya, masyarakat sudah kehilangan panutan. Persoalan di negeri kita sudah terlalu banyak dan jangan diperparah lagi dengan acara seperti ini.

Bagaimana hukumnya dalam Islam?

Kita tidak cerita dulu tentang hukum Islam atau bukan Islam ya. Ini kan kecenderungan pasar, apa saja dijual, apa saja laku. Sesesat apa pun juga laku, kalau patokannya itu pasar.

Bagi kita, umat Islam, punya sikap yang ini baik, yang ini tidak baik. Kita harus pegang sikap kita. Paling tidak memberikan semacam tuntunan, semacam pencerahan kepada generasi kita bahwa kenapa Alquran itu mewajibkan menutup aurat.

Mengapa?

Itu bukan untuk kepentingan umat Islam saja, itu untuk kepentingan kemanusiaan. Itu soal sepele seoalah-olah, tetapi kalau itu dilanggar sedikit saja, malapetaka luar biasa. Ya seperti yang sekarang ini banyak terjadi, orang sudah menjadi iblis sebelum digoda iblis