Akhirnya Ulama Saudi Berani Kritik Keluarga Kerajaan Secara Terbuka

Akhirnya ulama Saudi berani juga mengkritik keluarga kerajaan. Kritikan secara langsung dan terbuka yang dilakukan ulama Saudi kepada keluarga kerajaan termasuk tidak lazim di negri yang mengklaim paling Sunnah itu.

Kritikan yang dilakukan oleh Syaikh Yusuf Ahmad seorang profesor di departemen hukum Islam Universitas Al Imam yang juga merupakan pegawai pemerintah itu ditujukan kepada hartawan kerajaan dan pengusaha saudi.

Dua nama yang cukup terkenal dikalangan masyarakat Saudi bahkan dunia yang di kritik secara langsung oleh ulama tersebut adalah pangeran Al Walid Bin Talal dan Walid Al Ibrahim. Pangeran Al-Walid sendiri merupakan keponakan dari almarhum Raja Fahd dan juga merupakan sepupu dari Raja Abdullah bin Abdul Aziz karena masih satu garis keturunan dari Bani Al Su’ud yg merupakan pendiri kerajaan Saudi Arabia.

Syaikh Yusuf Ahmad mengkritik keras kedua orang itu karena mereka – terutama pangeran Walid bin Talal memiliki stasiun TV yang secara tidak langsung mengkampanyekan ‘westernisasi’ di negara Arab. Stasiun TV MBC dan Rotana adalah stasiun TV Arab ber’style’ barat. Film-film box office hollywood, musik dan gaya penyanyi ala MTV mewarnai siaran kedua stasiun TV itu.

Syaikh Yusuf bahkan mengatakan kalau stasiun TV milik mereka itu lebih berbahaya dari dealer narkoba karena saluran TV tersebut menyiarkan secara langsung film-film ala barat yang sudah barang tentu sangat menyimpang dari timbangan syariat Islam.

Kritikan keras yang disampaikan oleh Syaikh Yusuf berkaitan dengan respon dari pernyataan Al-Walid yang menyatakan suatu saat nanti akan ada bioskop di kerajaan Saudi yang memutar film-film ‘positif’ yang sesuai dengan aturan yang berlaku di Saudi.

Kritikan ini terjadi setelah 6 bulan sebelumnya, seorang mantan petinggi di pengadilan Arab Saudi mengeluarkan pernyataan – boleh membunuh pemilik stasiun TV satelit yang menampilkan dan menyiarkan konten-konten yang tidak bermoral . Tapi dia tidak menyebutkan secara spesifik nama pemilik stasiun TV itu.

“Film adalah alat yang digunakan oleh orang munafik untuk mengkampanyekan program westernisasi mereka kepada masyarakat, hal itu sangat menyimpang dari ajaran agama,”kata Syaikh Yusuf Ahmad dalam suatu situs Islam.

“Ini sebuah tugas untuk menyeret dia (Al-Walid) dan Al-Walid Ibrahim serta orang-orang seperti dia, ke pengadilan,” tambahnya. “Mereka tidak kurang berbahaya nya dengan dealer narkoba.”

MBC group yang dimiliki pangeran Al-Walid yang di dalam nya juga ada stasiun TV MBC – menyiarkan film, hiburan, berita dan program-program anak-anak dalam bahasa Arab dan Inggris, termasuk film-film Amerika dan Eropa.

Sedangkan stasiun TV Rotana dimiliki oleh Al-Walid Ibrahim merupakan jaringan stasiun TV Arab yang terkenal yang menyiarkan film dan video musik layaknya MTV.

Sekilas Tentang Pangeran Al-Walid bin Talal

Craig Unger mantan deputi direktur New York Observer dalam bukunya yang berjudul “Dinasti Bush Dinasti Saud” memaparkan kelakuan beberapa oknum keluarga kerajaan di negeri itu. Termasuk di dalamnya pangeran Al-Walid Bin Talal yang sangat ‘flamboyan’.

Pangeran Al-Walid adalah anggota keluarga kerajaan Saudi yang bergaya hidup barat, berada dikalangan jetset, alumni universitas di barat . Bahkan anak-anaknya yang perempuan satupun tidak ada yang memakai hijab. (selengkapnya baca Eramuslim Digest edisi Genesis of Zionism [2])

Pangeran Al-Walid menurut majalah Forbes termasuk orang ke 13 dari orang-orang terkaya di dunia. Termasuk yang memiliki saham Disney World dan beberapa bank riba.

KDS Sebar 1.000 Kondom dan Brosur Tentang HIV/AIDS

Kelompok dukungan sebaya (KDS) Jepara Plus yang peduli pada HIV/AIDS di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Senin, menyebarkan sekitar 1.000 kondom dan brosur mengenai penyakit yang menyerang kekebalan tubuh manusia ke masyarakat luas dalam peringatan Hari HIV/AIDS sedunia 1 Desember 2008.

Ketua KDS Jepara Plus, Faizin, di Jepara, Senin, mengatakan, aksi simpatik tersebut dilakukannya bekerja sama dengan Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Jepara.

Pembagian 1.000 kondom itu dilakukan di sejumlah hotel yang ada di Jepara. “Awalnya kami ingin menyebarkan kondom gratis tersebut di sejumlah tempat lokalisasi, hanya saja tempat itu sudah tidak ada lagi,” ujarnya.

Ia berharap, kondom tersebut dapat diberikan secara gratis terhadap sejumlah pengunjung yang menginap di hotel.

Aksi turun ke jalan menggelar aksi damai dan menyebarkan brosuritu sengaja dipilih, mengingat aksi simpatik pada tahun 2007 membuat stand peduli AIDS yang dibuka dekat Alun-alun Jepara kurang menarik minat masyarakat.

“Saat ini, kami mencoba proaktif, menjemput bola sambil menyebarkan brosur tentang HIV/AIDS ke masyarakat luas,” katanya seperti dikutip dari Republika Online (01/12/08).

Pembagian kondom tidak akan menyelesaikan masalah penyakit AIDS. Bahkan bisa melegalisasi perzinaan, dengan alasan yang penting seks yang aman.

Pangkal penyebaran penyakit terkutuk ini adalah kemaksiatan manusia dengan meluasnya perzinaan, pelacuran dan seks bebas. Penyakit ini merupakan produk busuk dari sistem liberal kapitalis. Jalan satu-satunya adalah menjauhi sex bebas dan menghukum dengan tegas para pelakunya. Termasuk menutup  sarana-sarana pelacuran yang bertopeng hiburan dan budaya.

Jika zina dan riba sudah menyebar di suatu kampung maka sesungguhnya mereka telah menghalalkan azab Allah atas diri mereka sendiri”. (HR al-Hakim, al-Baihaqi dan ath-Thabrani).